pentingnya rekomendasi pemadam kebakaran

Pentingnya Rekomendasi Pemadam Kebakaran pada Bangunan Gedung

Pentingnya Rekomendasi Pemadam Kebakaran pada bangunan gedung yang bertujuan untuk memastikan keandalan bangunan gedung terhadap resiko kebakaran sesuai dengan PP No. 16 tahun 2021. Pada peraturan ini diatur kriteria yang minimal harus dipatuhi oleh pemilik bangunan gedung. Hal-hal yang menjadi aturan diatas mencakup beberapa aspek penting seperti;

  • Sistem deteksi dan alarm kebakaran,
  • Alat pemadam api ringan (APAR),
  • Sistem pemadam kebakaran (hydrant, sprinkler),
  • Jalur evakuasi yang aman, dan
  • Kualifikasi dan kompetensi tenaga ahli di bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
A. Pengertian Sistem Pemadam Kebakaran Pada Bangunan Gedung

Sistem pemadam kebakaran adalah serangkaian peralatan dan prosedur yang dirancang untuk mendeteksi, mengendalikan, dan memadamkan api, serta melindungi nyawa dan properti dari bahaya kebakaran. Sistem ini mencakup deteksi dini, alarm, pemadaman dengan air atau bahan pemadam lainnya, serta jalur evakuasi yang aman. Komponen Utama Sistem Pemadam Kebakaran:

  1. Deteksi Kebakaran:
    Detektor Asap: Mendeteksi partikel asap dalam udara (Smoke Detector).
    Detektor Panas: Mendeteksi peningkatan suhu yang signifikan (Heat Detector) .
    Detektor Api: Mendeteksi cahaya api
  2. Alarm Kebakaran:
    Memberikan peringatan dini ketika terjadi kebakaran, baik melalui suara maupun visual (lampu berkedip).
  3. Alat Pemadam Api Ringan (APAR):
    Jenis APAR: Tersedia berbagai jenis APAR, seperti APAR air, busa, serbuk kimia, dan CO2, yang disesuaikan dengan jenis kebakaran yang mungkin terjadi (kebakaran kelas A, B, C, dan D).
    Penempatan APAR: APAR harus ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau dan terlihat, serta diperiksa secara berkala untuk memastikan kondisinya.
    Pelatihan Penggunaan APAR: Penghuni bangunan perlu mendapatkan pelatihan tentang cara penggunaan APAR yang benar.
  4. Sistem Pemadam Kebakaran (Hydrant dan Sprinkler):
    Instalasi Hydrant: Sistem hydrant merupakan sistem pemadam kebakaran berbasis air yang digunakan untuk memadamkan api pada skala yang lebih besar, biasanya menggunakan selang dan nozzle.
    Instalasi Sprinkler: Sistem sprinkler adalah sistem pemadam kebakaran otomatis yang akan menyemprotkan air ketika mendeteksi panas yang berlebihan.
    Pemeliharaan Sistem: Sistem hydrant dan sprinkler harus dirawat secara berkala untuk memastikan kinerjanya berfungsi dengan baik.
  5. Jalur Evakuasi:
    Rambu Evakuasi: Rambu-rambu evakuasi yang jelas dan mudah terlihat harus dipasang untuk memandu penghuni bangunan menuju titik kumpul (assembly point) yang aman.
    Jalur Evakuasi Bebas Hambatan: Jalur evakuasi harus bebas dari hambatan seperti tumpukan barang atau pintu terkunci.
    Pencahayaan Darurat: Pencahayaan darurat harus dipasang untuk menerangi jalur evakuasi jika terjadi pemadaman listrik.
  6. Kompetensi Tenaga Ahli:
    Ahli K3 Kebakaran: PP 16 Tahun 2021 juga mengatur tentang pentingnya memiliki tenaga ahli yang kompeten dalam bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Sertifikasi dan Pelatihan: Tenaga ahli tersebut harus memiliki sertifikasi dan mengikuti pelatihan yang relevan untuk memastikan kompetensinya.
B. Jenis Proteksi Kebakaran Bangunan

Sistem proteksi kebakaran dibagi menjadi dua jenis: aktif dan pasif. Sistem proteksi kebakaran aktif melibatkan deteksi dan pemadaman kebakaran secara otomatis atau manual, seperti detektor asap, alarm, dan alat pemadam api. Sebaliknya, sistem proteksi kebakaran pasif dirancang untuk mencegah penyebaran api dan asap melalui penggunaan material tahan api, partisi, dan kompartementasi bangunan.

Sistem Proteksi Kebakaran Aktif:

Definisi: Sistem yang dirancang untuk mendeteksi dan merespons kebakaran secara otomatis atau manual, seperti detektor asap, alarm, sistem pemadam api (sprinkler, hydran), dan alat pemadam api ringan (APAR).

Contoh:

    • Detektor Asap dan Panas: Memberikan sinyal peringatan saat mendeteksi adanya asap atau peningkatan suhu yang signifikan.
    • Sistem Pemadam Kebakaran: Menyemprotkan air, busa, atau bahan pemadam lainnya untuk memadamkan api.
    • Alat Pemadam Api Ringan (APAR): Tabung berisi bahan pemadam yang dapat digunakan untuk memadamkan api pada tahap awal.
    • Sistem Kontrol Asap: Mengendalikan penyebaran asap untuk memfasilitasi evakuasi dan pemadaman kebakaran.

Tujuan: Mencegah penyebaran api, memadamkan kebakaran pada tahap awal, dan memberikan waktu evakuasi bagi penghuni.

Sistem Proteksi Kebakaran Pasif:

Definisi: Sistem yang dirancang untuk mencegah penyebaran api dan asap melalui penggunaan material bangunan dan struktur yang tahan api, serta pembagian ruang menjadi kompartemen.

Contoh:

    • Pintu dan Jendela Tahan Api: Mencegah penyebaran api dan asap melalui bukaan pada dinding.
    • Bahan Pelapis Tahan Api: Melapisi permukaan bangunan untuk meningkatkan ketahanan terhadap api.
    • Partisi dan Penghalang Asap: Membagi bangunan menjadi beberapa kompartemen untuk membatasi penyebaran api dan asap.
    • Struktur Bangunan Tahan Api: Menggunakan bahan bangunan yang tahan terhadap api, seperti beton bertulang atau baja struktural.

Tujuan: Membatasi penyebaran api dan asap, memberikan waktu evakuasi yang lebih lama, dan mengurangi kerusakan akibat kebakaran.

Demikianlan Pentingnya rekomendasi pemadam Kebakaran pada gedung yang harus dipatuhi oleh pemilik bangunan sesuai dengan PP 16 Tahun 2021. Dimana sistem proteksi kebakaran sangat penting untuk menjaga keselamatan jiwa dan harta benda dari risiko kebakaran. Dengan menerapkan rekomendasi yang ada, bangunan akan lebih aman dan siap menghadapi situasi darurat kebakaran.  Jika ada hal-hal yang perlu dikonsultasikan dapat menghubungi kami. PT. Ganesha Bohal Sukses.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *